Kota Tangerang | Selasa (28/11/2023), Kota Tangerang bersama USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (USAID IUWASH Tangguh) melakukan kegiatan di tingkat kelurahan yaitu di Kelurahan Bugel Kecamatan Karawaci Kota Tangerang melalui kegiatan “Sosialisasi dan Workshop Program Kemasyarakatan untuk Perubahan Perilaku Hygiene dan Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Aman serta Pengelolaan Sumber Daya Air”.
Kegiatan yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas Bugel, Lurah Bugel, Sanitarian, Ketua RW, Perwakilan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), perwakilan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Ketua RT Kader Posyandu, tokoh masyarakat dan Tim dari USAID IUWASH Tangguh ini merupakan bagian dari rangkaian pendampingan masyarakat yang bertujuan untuk menghadirkan perubahan perilaku di ruang lingkup akses air minum dan sanitasi (WASH), serta pengelolaan sumber daya air (WRM) yang berketangguhan iklim di tingkat masyarakat.
Membuka sosialisasi ini, Lurah Bugel , Muhamad Nur menyampaikan harapannya dengan dijadikannya Kelurahan Bugel sebagai lokasi pendampingan USAID IUWASH Tangguh akan memberi dampak positif pada perilaku hidup bersih warga masyarakat dan meningkatnya pelayanan terhadap akses sanitasi aman dan air minum aman.
Subadri Timur Sanitarian Dinas Kesehatan Kota Tangerang menyampaikan sejalan dengan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), perwujudan masyarakat dengan akses air minum dan sanitasi aman serta ketersediaan sumber daya air yang berketangguhan iklim perlu diikuti dengan perubahan perilaku. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat dan perangkat pemerintah kelurahan setempat menjadi penting dalam mengidentifikasi kondisi faktual, potensi sumber daya, dan harapan masyarakat kedepan.
Hal yang sama disampaikan Sanitarian Puskesmas Bugel Novia Lestari Bahwa selama ini kader posyandu dan kader Kesehatan lingkungan biasa melakukan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat, dengan adanya program dari USAID IUWASH ini akan menambah semangat dalam upaya promosi kesehatan melaluu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Harapannya nanti masyarakat akan semakin peduli dengan kondisi lingkungannya City Fasilitator USAID IUWASH Tangguh Bahtiar menyampaikan bahwa kebutuhan air minum dan ketersediaan sarana sanitasi merupakan pelayanan dasar dan pelayanan wajib yang harus disediakan dan dipenuhi oleh Pemerintah Daerah, kebutuhan air minum dan sanitasi aman di Kota Tangerang bisa tercapai sehingga prosentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum aman. yang memenuhi aspek 4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan keterjangkauan) dapat meningkat apabila pelayanan akan kebutuhan air minum dan sanitasi aman dapat drasakan oleh semua kalangan.
Kegiatan sosialisasi ini juga menggunakan metode diskusi kelompok, peserta dibagi menjadi empat kelompok, yang dibahas di kelompok satu adalah tentang Kondisi Akses Air Minum warga hal yang didiskusikannya sekitar Dari mana sumber air yang digunakan oleh warga untuk kebutuhan minum, mandi, cuci dan lain-lain.? Bagaimana kondisi atau kualitas airnya? Apakah air minum tersedia sepanjang tahun? Dampak apa yang ditimbulkan apabila mengkonsumsi air tidak baik? Siapa yang akan mendapatkan dampak paling buruk ? Akses Air seperti apa yang harus dimiliki oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Kelompok dua Mendiskusikan Kondisi Akses Sanitasi warga dengan pertanyaan penggerak Apa saja jenis sarana sanitasi closet dan penampungan Tinja yang digunakan oleh warga? Dampak apa yang ditimbulkan apabila kondisi sanitas warga tidak aman? Sarana sanitasi (closet dan penampungan tinja) seperti apa yang harus dimiliki oleh warga?
kelompok tiga Mendiskusikan Kondisi praktik perilaku hygiene warga dengan beberapa pertanyaan di antarnaya apa saja bentuk perilaku hygiene Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat? Apa saja sumber dan media yang menyebabkan kondisi lingkungan menjadi tidak baik (orang bisa sakit)? Mengapa kegiatan atau praktik perilaku hygiene tersebut perlu dibiasakan di masyarakat? Apa potensi Sumberdaya baik dana, SDM, mitra lembaga, dan lain-lain yang mendukung peningkatan Perilaku hygiene?
Kelompok empat Mendiskusikan Kesetaraan Peran dalam Pemenuhan Akses Air Minum dan sanitasi Aman di Masyarakat (Kesetaraan Gender) dengan pertanyaan diskusi seperti Siapa yang bertanggung jawab dalam upaya pemenuhan /penyediaan/ pembangunan ATAU pemeliharaan infrastruktur air minum, sanitasi, dan edukasi perilaku sehat di masyarakat (laki-laki, perempuan)? Apakah ada perbedaan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki? Apakah ada pada musim – musim atau kondisi tertentu sehingga beban kerja perempuan meningkat (misalnya pada musim kemarau / kering perempuan harus bekerja mengumpulkan air lebih panjang waktunya karena tidak mudah mendapatkannya) Siapa atau kelompok mana yang sangat rentan terdampak karena kondisi air minum dan sanitasi yang tidak baik?
Bahtiar juga menyampaikan setelah melakukan sosialisasi di tingkat kelurahan, akan dilakukan penyusunan rencana kegiatan bersama kemudian akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan bersama masyarakat yang melibatkan Sanitarian, pihak kelurahan, kader kesehatan, para ketua RT, tokoh masyarkat dan warga masyarakat Kelurahan Bugel sehingga seluruh komponen masyarakat dapat bekerja sama dalam kegiatan yang bertujuan menciptakan sanitasi aman, air minum aman, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pelibatan partisipasi perempuan.